Tanya Jawab Hijamah (Bekam) Bersama dr.Abu Hana (Bag.2)
(Bagian 2. Mengenal Pengobatan Nabawi/Thibbun Nabawy dan Panduan Singkat Hijamah)
Bagaimana awalnya Anda memulai terapi bekam ini? Belajar dari mana?
Ketertarikan saya mendalami pengobatan Nabawi (Thibbun Nabawy) termasuk didalamnya Hijamah (Bekam atau Cupping Therapy) sudah
ada sejak saya masih duduk di bangku kuliah. Hal ini dilatarbelakangi
dari “kekurangpuasan” saya terhadap terapi medis konvensional dalam
menangani beberapa jenis “penyakit tertentu”.
Saya kemudian mendalami buku-buku karya ‘ulama dokter muslim seperti Ibnul Qoyyim, Ibnu Muflih Al-Hambali, DR. Muhammad Musa Alu Nashr dan Syihab Al-Badri Yasin serta mengikuti beberapa pelatihan hijamah di Jakarta, Semarang dan Yogyakarta.
2.
Sebelumnya Anda menempuh pendidikan di dunia kedokteran, yang tentu
saja kurikulumnya menganut kedokteran barat. Apakah ada perbedaanya
dengan terapi bekam (kedokteran timur)?
Kedokteran
barat menuntut prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif dan konsepnya
harus bisa dijelaskan secara logis dan bersumber dari eksperimen.
Sayangnya pada sebagian besar penyakit sampai sekarang tidak diketahui
penyebabnya. Sedangkan Kedokteran Timur (Islam) memiliki konsep
Ilahiyah, Ilmiah dan Alamiah berasal dari pengobatan yang diajarkan Nabi
Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bersumber dari wahyu.
Bekam
merupakan bagian dari Pengobatan Nabawi yang ternyata setelah dilakukan
penelitian, memiliki dasar konsep patofisiologis yang mencengangkan
dunia kedokteran. Bahkan sekarang telah banyak Ahli Bekam dari “barat” serta Klinik Bekam di kota-kota besar di Amerika dan Eropa, seperti Dr. Petra Zizenbacher
dari Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode
Bekam dan Lintah (Leech Therapy) dan pasien langganannya adalah Demi
Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah di
bekam.
3. Apakah Anda menerapkan kedua ilmu ini, antara ilmu modern dan tradisional dalam pengoabatan terapi bekam?
Alhamdulillah
keduanya tidak harus dipertentangkan melainkan perlu disinergikan. Ilmu
modern dan tradisional bisa saling melengkapi kekurangannya
masing-masing dan tidak harus saling mencela. Dalam prakteknya saya
menggabungkan keduanya karena kita tahu bahwa dalam bidang medis
mengenal istilah detoksifikasi dan Bekam sendiri termasuk didalamnya
atau dengan istilah lain disebut ‘Oxidant Release Therapy’(ORT) atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ (ODT).
Berbagai macam diagnosa suatu penyakit dan upaya penyembuhannya dengan
metode bekam terbukti memiliki korelasi dan sinkron dengan tehnik
pengobatan medis modern.
4. Apa yang dimaksud dengan pengobatan Nabawi? Apa perbedaannya dengan pengobatan kedokteran?
Rasulullah
bukan saja memberi petunjuk tentang perikehidupan dan tata cara ibadah
secara khusus, tetapi juga memberikan banyak petunjuk praktis dan
formula umum yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan lahir dan
batin, termasuk yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan. Petunjuk
praktis dan kaidah medis tersebut banyak sekali didemonstrasikan oleh
Rasulullah dan diajarkan kepada para sahabatnya.
Seorang ulama bernama Ibnul Qoyyim Al Jauziyah
kemudian mengelompokkan hadits-hadits nabi yang berhubungan dengan
kesehatan tersebut dalam suatu Bab berjudul Thibbun Nabawy di kitab
Zaadul Ma’ad. Sejak saat itulah maka dikenal “istilah” Pengobatan Nabawi (Thibbun Nabawy).
Adapun perbedaannya sudah saya jawab pada pertanyaan no.2.
5. Bagaimana terapi bekam yang baik dan benar? Bagian mana saja yang dibekam?
Pada
dasarnya kapanpun waktunya bisa dilakukan pembekaman, akan tetapi untuk
mendapatkan khasiat maksimal sangat disarankan untuk bekam pada
hari-hari yang dianjurkan Rosulullah yaitu tanggal 17, 19 dan 21 bulan
hijriyah. Bisa pula dilakukan empat hari sebelum dan sesudahnya.
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun
mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena
cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak
diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami
pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada
pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai
puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”. Cara
melakukan Bekam :
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan
2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
3.
Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam,
kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan
selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi
(pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan
dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
4.
Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh
/penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter
kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh
terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda
bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak
mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya
baru keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
6.
Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa
lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan
pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
9.
Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat
bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis,
ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada
sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya
merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan
titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya
menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu
penyakit.
Bagian
tubuh yang dibekam diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits,
Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.
6. Apakah dapat dijelaskan secara medis?
Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa Bekam berfungsi membuang “darah kotor”
atau “sampah” hasil metabolisme tubuh melalui proses pengeluaran secara
langsung dari pembuluh darah kapiler yang ada di permukaan kulit.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan :
(1) sistem kekebalan tubuh, (2)Pengeluaran Enkefalin,(3)Pelepasan
neurotransmitter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5)
“the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi
mengartikan sensasi rasa nyeri.
Dr. Wadda’ A. Umar
mengatakan apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan
terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah
kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan
dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin,
slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui.
Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta
flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat
terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan
terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul
efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi
umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting
adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta
releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan
menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan corticosteroid.
Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta
menstabilkan permeabilitas sel.
Penelitian
lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat
syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior
medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus
spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin.
Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut
aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi
nyeri.
Dan sampai sekarang masih terus dilakukan penelitian-penelitian lanjutan tentang bekam.
7. Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa diantara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo,
gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit
(rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah
(leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun
(SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia,
enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin),
dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan
(menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).
8.
Apakah terdapat kontraindikasi efek samping yang terjadi akibat bekam?
Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi,
terkadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat
jaraknya dengan makan/<2jam adapun="" aturan="" banyak="" bula="" dan="" dilakukan="" efek="" gelembung="" jarang="" jika="" kekuatan="" keluarnya="" kuat="" lama="" lemas="" main="" maka="" makan="" pembekaman="" pompa="" samping="" sekali="" sesuai="" setelah="" span="" terjadi.="" terlalu="" tersebut="" titik="">2jam>
Orang yang ditunda pembekamannya adalah : Wanita
hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi dan
nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci
darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat
lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang
kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
9. Siapa saja yang boleh dibekam? Dan kisaran usia berapa?
Semua
orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting
pasiennya bisa kooperatif. Pada orang tua yang sudah renta, ibu hamil
dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang
tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.
10.
Seperti halnya akupuntur yang sudah mulai diterima di sekolah
kedokteran Indonesia, bagaimana dengan bekam?Menurut Anda dapatkah
diterima?
Saya kira hanya masalah waktu saja, karena di Amerika dan Eropa sendiri bahkan sudah mengakuinya. walaupun
mereka tidak pernah mau mengakui bahwa bekam adalah warisan Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam, dokter terbaik sepanjang zaman.
Yang
saya ketahui salahsatu fakultas kedokteran swasta di Semarang sudah
mulai tertarik dan memberikan respon positif terhadap Thibbun Nabawy.
Dengan telah terbentuknya organisasi ABI (Asosiasi Bekam Indonesia) diharapkan akan mampu menjembatani hal tersebut.
11.
Di masyarakat sudah mulai banyak ditemukan terapi bekam, dan bukan
dilakukan oleh seorang dokter. Bagaimana menurut Anda? Bolehkah
dilakukan oleh sembarang orang?
Terapi
bekam adalah tehnik pengobatan yang bisa dipelajari oleh semua orang,
bahkan oleh anak kecil sekalipun. Hanya saja dalam penerapannya perlu
pemahaman yang baik mengenai konsep patofisiologi tubuh dan penyakit
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan bekam bersertifikat oleh para profesional
dan dipenuhinya standar kompetensi seorang Terapis maka diharapkan
praktek pengobatan ini bisa dipertanggungjawabkan.
12. Apa kelebihan dan kelemahan dari terapi bekam ini?
Kelebihannya
mudah, murah, aman, praktis dan khasiatnya instan bahkan pada saat
terapi masih berlangsung sudah terasa manfaatnya, tubuh terasa lebih
enteng, segar dan lebih bugar. Yang terpenting sesungguhnya adalah
dengan Berbekam berarti kita juga melaksanakan Sunnah Nabi dan Insya
Allah akan bernilai ibadah.
Kekurangannya
adalah bekam tidak bisa menangani penyakit akibat trauma (seperti
fraktur/patah tulang, tersiram air panas, terkena cairan kimia, luka
bakar), karena kecelakaan (tenggelam, tersengat aliran listrik, luka
robek, lecet), dan kelainan bedah kongenital tertentu (bibir sumbing,
polidactili, dll).
13. Dengan siapa Anda menjalankan terapi bekam ini? Dan sudah berapa lama?
Semenjak
saya menyelesaikan masa tugas PTT, saya sekarang praktek bersama istri
tercinta yang Alhamdulillah juga seorang dokter.
14. Bagaimana dengan keadaan kesehatan pasien yang telah menjalankan terapi ini? Apakah sembuh? Atau ada keluhan?
Kita tidak muluk-muluk
dengan mengatakan bahwa bekam bisa mengobati semua penyakit akan tetapi
Subhaanallah! banyak pasien mengalami perubahan ke arah yang lebih baik
bahkan kesembuhan. Yang paling berkesan adalah pasien yang sudah lumpuh selama setengah tahun karena post stroke Alhamdulillah sudah bisa berjalan kembali, walaupun dengan bantuan tongkat, kesembuhan hanya milik Allah Ta’ala semata.
15. Bagaimana tips yang baik dalam memilih terapi bekam?
1. Pilihlah Terapis bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup
2. Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai
3.
Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah,
kassa steril, dll) Hindari penggunaan silet, cutter, kaca, tissue
gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan gelas biasa. Dalam
prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan) ketika
berbekam.
Dokter Pengobatan Nabawi
http://kaahil.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar