Selasa, 01 Januari 2013

Langkah memberantas Korupsi 2

Langkah-Langkah Islam Memberantas Korupsi II

Salah seorang berkata, “Hari ini bukanlah hari kesedihan, hari
ini hari penuh syukur dan kegembiraan”.
Umar berkata, “Demi Allah, saya menangis karena khawatir ini
pertanda buruk, karena tidaklah harta sebanyak ini dimiliki suatu
kaum melainkan mereka saling bermusuhan”.

Lalu Umar menghadap kiblat menadahkan kedua tangannya ke
langit seraya berdo’a, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan harta ini
sebagai cara untuk menarik kami ke lembah kebinasaan,
sesungguhnya aku mendengar firmanMu,
“Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah
kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui”. (Al A’raaf:
182).
Kemudian Umar berkata, “Di mana Suraqah bin Ju’syum?
Lalu Suraqah datang. Dan Umar memberikan dua gelang raja
Persia kepadanya untuk dipakai. Ia memakainya sambil
mengucapkan, “Allahu Akbar”.
Umar berkata, “Segala puji bagi Allah Yang telah mencabut
kedua gelang itu dari raja Persia Kisra bin Hurmuz dan dipakai oleh
Suraqah bin Ju’syum seorang Arab Badui dari suku Mudlaj”
224
.
Lalu Umar mengamat-ngamati, membolak-balik tumpukan
harta-harta dihadapannya, seraya berkata, “Prajurit yang
menyerahkan rampasan perang sebanyak ini sungguh merupakan
orang yang dapat dipercaya”.
Seorang prajurit berkata, “Engkau adalah orang yang dipercaya
Allah (sebagai khalifah), tentulah para prajurit anda akan amanah
menyerahkan harta rampasan perang, selama anda amanah
menjalankan perintah Allah. Sebaliknya, jika engkau berkhianat,
pasti mereka akan berkhianat juga”.
Umar menimpali, “Ucapanmu benar”.
Lalu Umar membagi-bagikan seluruh harta tersebut kepada
kaum muslimin225
.
Kejujuran aparatur negara bukan saja pada masa sahabat.
Bahkan juga pada masa tabi’in. Umar bin Abdul Aziz khalifah bani
Umayyah yang memerintah pada tahun 99H hingga ia wafat tahun
101H. Ia memimpin 2/3 belahan dunia pada waktu itu.
Pada suatu musim dingin seorang budaknya selalu
membawakan air panas untuk ia berwudhu. Suatu ketika ia
menanyakan kepada budaknya dimana air wudhu itu dipanaskan.
Budaknya menjawab, “Aku memanaskannya di atas tungku
dapur umum milik baitul maal”.
Seketika Umar memerintahkan Muzahim (orang
kepercayaannya) untuk memperkirakan berapa kayu bakar dapur
umum selama ini terpakai untuk memanaskan air wudhunya, lalu ia
membeli kayu bakar sebanyak yang ditaksir dan menyerahkannya ke
dapur umum226
.
Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa gubernur Yordan mengirim
dua keranjang kurma ke khalifah Umar bin Abdul Aziz. Saat kurma
diterima, khalifah bertanya, “Pakai kendaraan apa Kurma ini dibawa
dari Yordan?
Kurir menjawab, “Kendaraan (kuda) pos milik negara”.
Umar berkata, “Pergilah engkau ke pasar dan jual kurma ini, lalu
serahkan uang hasil penjualannya ke baitul maal”.
Kurir itu menjualnya di pasar dan dibeli oleh salah seorang laki-
laki dari bani Marwan (kerabat khalifah). Lalu ia menghadiahkannya
kepada khalifah.
Saat melihat dua keranjang kurma itu, Umar yakin bahwa
kurma itu adalah hadiah dari gubernur Yordan tadi. Ia pun memakan
satu keranjang bersama hadirin yang berada di majelisnya dan satu
keranjang lagi dikirim ke istrinya. Lalu ia mengeluarkan uang seharga
dua keranjang kurma dan menyerahkannya ke baitul maal.
Kejujuran aparatur negara Islam di masa keemasannya tentu
lahir melalui proses sedemikian rupa. Berikut ini langkah-langkah
Islam menciptakan aparatur negara yang bersih, bebas dari tindak
korupsi dan hal-hal lain yang merugikan negara.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Toko Kami - Blogger Themes | international calls